Mangkatnya Sang Pendekar Phoenix (Bagian II) - Revisi

Perasaan pak tua itu campur aduk, terasa sedih, pedih, marah, putus asa meskipun ada sedikit rasa senang karena ia akhirnya bisa bertemu dangan muridnya setelah berpisah bertahun-tahun. Suatu pertemuan yang ironis, dimana ia harus bertarung dengan muridnya untuk mempertahankan hidupnya.

"Li Rui, aku tahu engkau melaksanakan perintah Yuan Shikai*,"

Ia tahu bahwa muridnya telah diampuni nyawanya oleh Yuan Shikai tapi sebagai gantinya Li Rui dijadikan kaki tangannya.

"Maafkan aku Suhu, dia telah memberikan kehidupan baru bagiku," Li Rui menjawab gurunya, walaupun sebenarnya ia juga merasa terpaksa melaksanakan perintah Yuan Shikai untuk merebut pedang shinobigatana milik gurunya.

Pedang yang dikenal dengan sebutan Burung Phoenix Api dan telah menjadi rebutan di antara para pendekar bahkan pejabat, hartawan, bandit, dan ketua persekutuan rahasia pun ingin memilikinya.

Tanpa diduga Mata Hati, maju bergerak lurus mengarahkan mata pedangnya yang tajam itu, menyerang ke arah pak tua. Dengan refleksnya spontan dan sontak menggunakan sarung pedangnya, pak tua menangkis serangan mendadak itu. Sebuah gerakan tangkisan dari seorang maestro pedang dan tangannya masih memegang erat pedangnya yang belum terhunus.

"Heeaahh.....!" Mata Hati tersentak mundur selangkah, tubuhnya condong ke belakang, beruntunglah ia masih bisa menjejakkan kakinya dan segera mengatur kembali kuda-kudanya.

"Ternyata tua Bangka ini masih bisa melawan," Mata Hati bergumam pelan sambil memandang tajam kea arah pak tua.

"Tapi tak lama lagi pedangku pasti akan menancap dijantung tuamu itu,"

"Cabut pedangmu itu dan bertarunglah dengan kami."

Tiba-tiba wajah pak tua itu berubah menjadi sinis dan bermimik serius, "Baiklah kalau itu mau kalian maka aku akan menghunus pedangku."

Kedua tangannya terangkat ke atas, dan tangan kirinya menarik sarung pedang berwarna hitam itu. Sebuah percikan api muncul ketika pedangnya mulai dihunus, dan semakin dihunus kobaran api terlihat seakan membakar bilah pedang. Cahaya kuning menyelimuti pedang itu disertai dengan bara api, kemudian ia membuang sarung pedangnya di tanah, tangan kanannya terangkat menggenggam.

Pedangnya ia genggam dan angkat ke atas dengan posisi sejajar dengan kaki langit, seakan-akan memperlihatkan kekuatan pedang itu ke alam semesta. Bara api terlihat jelas membungkus pedang itu dan pak tua itu melontarkan kata-kata bernada keras,
"Inilah sang Phoenix Api!".

Bersambung.................

  • Yuan Shikai adalah seorang pejabat Dinasti Qing yang ikut andil dalam keberhasilan menumpas Pemberontakan Boxer di Cina, dan karirnya melesat sehingga ia diangkat menjadi Raja Muda Zhili.


0
0
0.000
7 comments
avatar

Ceritanya enak untuk diikuti, ditunggu sambungan kisahnya 😅😅

0
0
0.000