Warung Empal Bu Yudy

avatar


Pecek Lele khas Weby. (Dok. pribadi)

Dua minggu yang lalu, saya cukup beruntung diajak makan siang oleh salah seorang teman. Sebuah acara makan siang di rumah makan yang bagi saya cukup mewah, yaitu di Weby atau sebuah singkatan dari Warung Empat Bu Yudy. Walaupun disebut sebagai warung tapi tempat ini sebenarnya layak disebut sebagai rumah makan karena tempatnya yang luas dan didesain sebagaimana layaknya rumah makan kelas atas.

Sampul depan buku menu Weby. (Dok. pribadi)

Nasi Empal Weby. (Dok. pribadi)

Menu andalan dari Weby sebenarnya adalah nasi empal dan nasi campurnya. Harga nasi empal sekitar Rp. 32.000,- sedangkan nasi campurnya seharga Rp. 50.000,-, hidangan ini sebenarnya menarik tapi sayangnya saya sudah memesan makanan jenis pecek atau penyetan empat T (tahu, tempe, telur dan terong). Jadi saya belum sempat menikmati hidangan khas Weby ini. Tapi walaupun begitu menu penyetan empat T-nya cukup nikmat karena sambal yang menjadi andalan hidangan ini cukup sedap dan berasa enak, jadi tidak hanya sensasi pedas saja yang dirasakan tapi rasa sedap juga dapat dirasakan dari olahan sambalnya.

Dinamakan menu pecek, karena rata-rata hidangan gorengan di daerah Jawa T Timur yang disertai sambal biasanya dipecak (di press, ditekan-tekan atau dipencet hidangannya bersamaan dengan sambalnya). Menu pecek ini biasanya sering disebut juga menu penyetan, karena hidangan dipenyet (ditekan atau dipencet) dahulu dengan sambal sebelum dihidangkan.


Menu pecek 4 T, tahu, tempe, telur, dan terong

Ternyata rumah makan ini memiliki riwayat atau ada sejarahnya sendiri, sebuah cerita bagaimana Weby bisa berkembang dan berubah menjadi rumah makan yang tergolong mewah. Cerita awal mula berdirinya Weby ini ada pada halaman pertama buku menunya yang digambarkan dengan komik sederhana, dan terdapat sekilas penjelasan bahwa Weby merupakan singkatan dari Warung Empal Bu Yudy yang didirikan pada tahun.

<center.

Gambar komik sederhana yang di halaman buku menu Weby, menggambarkan riwayat rumah makan ini. (Dok. pribadi)


Cerita singkat mengenai riwayat Weby. (Dok. pribadi)

Suasana ruang makan yang cukup nyaman dan bersih disertai dengan hawa dingin AC membuat nafsu makan menjadi-jadi. Apalagi pelayanan dari para pelayannya cukup ramah dan cepat. Selain itu kita bisa melihat gambar grafiti yang cukup menarik, yang mirip dengan yang ada di buku menu Weby tapi ada beberapa modifikasi. Gambar yang ada di dinding interior rumah makan juga menceritakan riwayat dan sejarah perjalanan Warung Empal Bu Yudy, dari menjual di emperan toko, berpindah ke model warung dan akhirnya berkembang jadi sebuah rumah makan.


Grafiti yang menggambarkan awal mula Weby, dari emperan akhirnya menjadi warung. (Dok. pribadi)


Grafiti yang mengambarkan perkembangan Weby menjadi rumah makan. (Dok. pribadi)



Suasana rumah makan Weby pada saat itu. (Dok. pribadi)

Kalau secara umum, rumah makan Weby ini cukup layak untuk dikunjungi dan sebagai tempat makan bersama keluarga atau teman-teman. Oh iya! Hampir lupa menuliskan lokasi rumah makan yang pernah saya kunjungi ini, berada di Villa Taman Telaga TJ-8 daerah Lidah Kulon, Surabaya Barat dekat dengan akses masuk ke Citraland dan Gwalk. Eeiiits, sebagai catatan, saya menulis artikel ini bukan sebagai promosi akan tetapi sebagai ulasan seorang penikmat kuliner saja...ha..ha..! (hpx)



0
0
0.000
1 comments
avatar

Cinta posting Foodie Anda!

Nyam! Postingan Anda telah dikurasi oleh @bahagia-arbi atas nama Foodiesunite.net. Terima kasih telah menggunakan tag #foodie. Kami adalah sebuah tribe untuk komunitas Foodie dengan pendekatan unik terhadap konten dan komunitas.

Bergabung dengan foodie sangat menyenangkan! Temukan update terbaru tentang komunitas di @foodieunite. Follow kami untuk mendapatkan FOODIE reward! Kami juga memohon dukungan Anda melalui delegasi (dapatkan 2x FOODIE reward) sehingga kami dapat membantu menyebarluaskan gastronomic delights.

Banner_followBHcommentsize.png

0
0
0.000