[IND - ENG ] Movie Review: Mencuri Raden Saleh (Steal The Raden Saleh)


pict source


Aku tidak begitu sering menonton film-film di negaraku di bioskop. Tidak setiap film yang tayang akan kutonton, biasanya aku akan melewatkannya, atau aku akan menunggu jika seseorang memberiku tiket gratis. Bukan aku tidak begitu menyukai film-film lokal, akan tetapi aku sangat pemilih. Biasanya aku melihat siapa sutradaranya, siapa pemainnya, kemudian menunggu orang-orang mereview film tersebut sebagai film yang patut ditonton. Karena jika aku menonton setiap film yang tayang tanpa menyeleksinya, itu akan membuatku menyesalinya.

I don't watch movies in my country very often in theaters. Not every movie that comes out I'll watch in the cinemas, usually I'll skip it, or I'll wait if someone gives me a free ticket. It's not that I don't really like local films, but I must to consider every movie that I have to watch, I'm a picky for movies. Usually I see who the director is, who the actors are, then wait for people to review the film as a film worth to watching or not. Because if I watch every movie that comes out without selecting it, it will make me regret it.

Film-film Indonesia sudah berkembang, namun untuk beberapa genre yang umum, ceritanya tidak begitu kuat sehingga seperti menonton sebuah serial pendek di TV (FTV). Tapi untuk yang satu ini, aku sangat puas dan akan sangat bangga mereviewnya, karena film ini merupakan film terbaik tahun ini, menurutku. Film ini harus mendapat penghargaan!

Accroding to me, Indonesian films have developed, but for some common genres, the story is not so strong, so It's not worth to watch in the cinemas, that it is like watching a short series on TV (FTV). But for this one, I am very satisfied and will be very proud to review it, because this film is the best film of the year, in my opinion. This movie have to get the best movie of the year!


Mencuri Raden Saleh


Mencuri Raden Saleh dimulai dengan potret seorang pria muda yang baru selesai melukis sebuah lukisan. Lukisan itu merupakan lukisan seorang pelukis terkenal, dan pria muda itu sedang menduplikasinya. Ya, pria muda itu bernama Piko (Iqbaal Ramadhan), seorang mahasiswa yang jago melukis, dan telah membuat beberapa duplikasi lukisan terkenal untuk diperjual belikan. Sahabatnya bernama Ucup (Angga Yunanda) yang membantunya melakukan transaksi ilegal tersebut. Ucup sendiri merupakan seorang hacker.

Mencuri Raden Saleh movie begins with a young boy who has just finished painting a painting. It was a painting of a famous painter, and the young boy was duplicating it. Yes, the young man named Piko (Iqbaal Ramadhan), a student who is good at painting, and has made several duplications of famous paintings for sale. His best friend, Ucup (Angga Yunanda), helps him carry out the illegal transaction. Ucup himself is a hacker.

Piko memiliki seorang ayah bernama Budiman Subiyakto (Dwi Sasono) yang berada di penjara karena dijebak. Piko yang begitu menyayangi ayahnya ingin melakukan banding agar ayahnya dapat bebas, akan tetapi semua prosedur itu membutuhkan uang sebanyak 2 Milyar. Piko menjadi dilema. Ketika dia menceritakan niatnya itu kepada Ucup, Ucup memberi ide untuk menduplikasi lukisan dari pelukis Indonesia yang sangat fenomenal, yakni Raden Saleh. Ucup kemudian menghubungi koleganya, Dini (Atiqah Hasiholan), seorang kolektor lukisan yang sering memesan lukisan palsu kepada Ucup-Piko. Dini meminta Piko menduplikasi lukisan Raden Saleh yang dipajang di Istana Negara. Lukisan itu bernilai milyaran rupiah dan akan dijual di luar negeri. Lukisan yang sangat mahal itu adalah lukisan Raden Saleh yang berjudul: Penangkapan Pangeran Diponegoro.

Piko has a father named Budiman Subiyakto (Dwi Sasono) who is in prison because he was framed. Piko, who loves his father so much, wants to asked appeal so that his father can be released, but all these procedures cost as much as 2 billion. Piko is in a dilemma. When he shared his intentions with Ucup, Ucup gave him the idea to duplicate a painting by a phenomenal Indonesian painter, namely Raden Saleh. Ucup then contacts his colleague, Dini (Atiqah Hasiholan), a painting collector who often orders fake paintings from Ucup-Piko. Dini asked Piko to duplicate Raden Saleh's painting which was on display at the State Palace. The painting is worth billions of rupiah and will be sold abroad. The painting that is very expensive is Raden Saleh's painting entitled: The Arrest of Prince Diponegoro.


image.png
paint source

The Paint of Raden Saleh entitled: The Arrest of Prince Diponegoro.


Lukisan Raden Saleh tersebut merupakan lukisan yang sangat sulit dikerjakan karena lukisan tersebut memiliki detail yang begitu rumit bagi Piko. Dia awalnya tidak setuju untuk menerima pesanan tersebut, namun Ucup meyakinkannya dengan uang bayaran yang melebihi ekspektasi mereka. Karena terdesak kebutuhan untuk membebaskan ayahnya, Piko akhirnya menerima pesanan tersebut.

Raden Saleh's painting is a painting that is very difficult to work on because it has very complicated details for Piko. He initially does not agree to accept the order, but Ucup assures him with a fee that exceeds their expectations. Desperate for the need to free his father, Piko finally accepts the order.

Di sisi lain, Piko memiliki kekasih yang seorang atlit bela diri, Sarah (Aghniny Haque). Ketika Piko mengerjakan lukisan tersebut, dia mengatakan kepada Sarah bahwa dia ingin fokus mengerjakan tugas akhir kuliah sehingga mereka harus hiatus, tidak bertemu dalam waktu yang lama. Sarah memercayai Piko dan membiarkan kekasihnya itu sibuk tanpa menemuinya. Akan tetapi, ketika Piko selesai melukis lukisan Raden Saleh dan siap untuk bertransaksi dengan Dini, Sarah mengetahuinya. Sarah juga mengetahui bahwa selama ini Piko dan Ucup berbisnis ilegal melalui duplikasi lukisan. Sarah yang marah akhirnya ditenangkan oleh Piko dan setuju untuk menyertakan Sarah dalam transaksi ilegal tersebut.

On the other side, Piko has a lover who is a martial arts athlete, Sarah (Aghniny Haque). While Piko was working on the painting, he told Sarah that he wanted to focus on his final college assignment so they had to go on hiatus, not seeing each other for a long time. Sarah trusted Piko and kept her lover busy without seeing her. However, when Piko finished painting Raden Saleh's painting and was ready to deal with Dini, Sarah found out Piko-Ucup's flam. Sarah also knows that Piko and Ucup have been doing illegal business through painting duplication. An angry Sarah is finally calmed by Piko and agrees to include Sarah in the illegal transaction.

Di malam transaksi ilegal tersebut, Dini membawa bosnya, Permadi (Tyo Pakusadewo), seorang mantan politikus yang diketahui secara umum memiliki akal licik. Permadi adalah orang yang menjebak ayah Piko, Budiman, namun Piko tidak mengetahuinya. Pada malam transaksi tersebut, Permadi meminta Piko-Ucup-Sarah untuk menukar lukisan palsu itu dengan lukisan asli di Istana Negara. Permadi mengatakan bahwa lukisan itu akan dipindahkan ke sebuah pameran dan Piko-Ucup-Sarah diperintahkan untuk menukar lukisan itu di jalan, bagaimanapun caranya. Setelah itu, bayaran mereka pun akan ditambah. Ucup-Piko-Sarah menjadi frustasi karena penukaran itu akan berdampak pada penangkapan mereka jika mereka lengah.

On the night of the illegal transaction, Dini brings her boss, Permadi (Tyo Pakusadewo), a former politician who is generally known to have cunning wits. Permadi is the one who framed Piko's father, Budiman, sent him to the jail, but Piko doesn't know it. On the night of the transaction, Permadi asked Piko-Ucup-Sarah to exchange the fake painting for the real one at the State Palace. Permadi said that the painting would be moved to an exhibition and Piko-Ucup-Sarah was ordered to exchange the painting on the street, at any cost. After that, their pay will be added. Ucup-Piko-Sarah became frustrated that the swap would result in their capture if they let their guard down.

Karena risiko penukaran yang sangat berat, Ucup dan Piko membentuk tim untuk melakukan tugas ilegal tersebut karena mereka terlanjut menyanggupi dan tidak memiliki pilihan. Jika mereka menolak, Permadi mungkin akan membongkar kegiatan mereka yang sering menduplikasi lukisan. Karena itulah mereka membentuk tim bernama: Pencurian Raden Saleh, dengan mengajak Kakak-Adik Gofur (Umay Shahab) dan Tuktuk (Ari Irham), mekanik yang memiliki impian untuk membuka bengkelnya sendiri. Kemudian mereka juga mengajak seorang badar judi bernama Fella (Rachel Amanda) untuk bergabung. Kelima orang ini pun dibagi tugasnya. Fella yang merupakan anak orang kaya memiliki banyak akses, termasuk membuat Gofur dan Tuktuk diterima kerja di sebuah perusahaan ekspedisi yang dipercaya akan mengantar lukisan Raden Saleh dari Istana Negara ke Lokasi pameran.

Due to the extreme risk of redemption, Ucup and Piko form a team to carry out the illegal task as they continue to do cause they have no choice. If they refuse, Permadi will probably dismantle their activities which often duplicate paintings. That's why they formed a team named: Theft of Raden Saleh, by inviting The Brothers different mother, Gofur (Umay Shahab) and Tuktuk (Ari Irham), The duo mechanics who have a dream to open their own workshop. Then they also invite a bookmaker named Fella (Rachel Amanda) to join. These five people were divided into tasks. Fella, who is the son of a rich person, has many accesses, including getting Gofur and Tuktuk to work for an expedition company that is believed to take Raden Saleh's paintings from the State Palace to the exhibition location.

Tibalah di hari pencurian, dimana semua rencana sudah disurun rapi. Gofur dan Tuktuk adalah pengemudi yang membawa lukisan asli, sementara Piko-Sarah adalah pengemudi ekspedisi palsu yang membawa lukisan palsu. Mereka akan melakukan penukaran di jalan. Fella bertanggung jawab untuk membuat keributan di terowongan, lokasi penukaran lukisan, sementara Ucup menyabotase CCTV seluruh jalanan. Rencana itu begitu sempurna, kecuali adanya pengawalan polisi lain. Tim menjadi ketakutan dan karena kegugupan mereka, polisi mencurigai gerak-gerik mereka. Akhirnya penukaran itu pun gagal. Tim berpencar, sementara Tuktuk tertangkap polisi.

The day of the theft arrived, where all the plans had been laid out neatly. Gofur and Tuktuk were the drivers who brought the real paintings, while Piko-Sarah was the fake expedition drivers who brought the fake paintings. They will do the exchange on the way. Fella is responsible for causing a ruckus in the tunnel, a painting exchange location, while Ucup sabotages CCTV all over the street. The plan was perfect, except for another police escort. The team became frightened and because of their nervousness, the police suspected their movements. In the end the conversion failed. The team split up, while Tuktuk was caught by the police.

Kegagalan ini membuat tim Pencuri Raden Saleh frustasi. Mereka ketakutan, karena Polisi menangkap Tuktuk dan kedua lukisan itu ditahan oleh polisi. Tim pun sempat terpecah dan saling menyalahkan.

This failure frustrated Raden Saleh's Thief team. They were scared, because the Police arrested Tuktuk and the two paintings were detained by the police. The team was divided and blamed each other.

Di sisi lain, polisi yang tidak tahu mana lukisan yang asli, mengundang seorang kolektor lukisan yang sialnya orang itu adalah Dini. Alih-alih membeberkan mana lukisan yang asli, Dini malah menukar fakta dan membuat lukisan yang asli berpindah kepada Permadi. Misi sempurna untuk Permadi, tapi untuk Tim Pencuri, mereka mengalami kerugian karena tidak menerima pembayaran. Piko mengetahui lukisan yang palsu (hasil lukisannya) berada di pameran, untuk itu dia sangat marah. Karena kondisi sudah agak tenang, Piko, Ucup, Sarah, Gofur, dan Fella kembali berkumpul untuk merencanakan pencurian yang sebenarnya. Kali ini mereka tidak hanya melawan polisi, namun kelicikan Permadi.

On the other side, the police, who did not know which painting was the original, invited a collector of paintings whose unlucky that person was Dini. Instead of revealing which painting was the original, Dini exchanged facts and made the original painting move to Permadi. The mission was perfect for Permadi, but for the Thief Team, they had a loss for not receiving payment. Piko finds out that a fake painting (his painting) is in the exhibition, for that he is very angry. As things calmed down a bit, Piko, Ucup, Sarah, Gofur, and Fella got together again to plan the real heist. This time they did not only fight the police, but Permadi's cunning.

let me do inhales exhales... This story is long. But it's not end yet. Cause the next is spoiler, I have to keep it!...


Great Story, Great Character



image.png
pict source


Aku belum pernah menonton film karya sutradara Angga Dwimas Sasongko. Dia bukan sutradara baru, dia telah membuat banyak karya popular sebelumnya. Ah, biar kuralat, aku tidak mengenali karya-karya sutradara Angga sebelumnya. Tapi harus kuakui film ini sangat bagus diantara filmnya yang lain yang pernah kutonton. Film ini memang bukan genre baru di luar, namun di Indonesia, genre seperti ini benar-benar baru, fresh, dan sutradara melakukannya dengan sangat bagus dan tanpa cela.

I've never seen a film by director Angga Dwimas Sasongko. He is not a new director, he has made many popular works before. Ah, let me correct, I don't recognize Angga's previous works. But I have to admit this film is very good among the other films I've seen. This film is not a new genre outside, but in Indonesia, a genre like this is really new, fresh, and the director does it very well and flawlessly.

Sutradara membuat kelima karakter dalam film ini sangat kuat. Karakter yang paling menarik bagiku adalah karakter Sarah (Aghniny Haque), dia seorang aktor pendatang baru tapi aktingnya diakui sangat bagus. Terlebih dia memang seorang mantan atlit bela diri, sehingga pertarungannya di film ini terlihat nyata. Tapi Aghniny masih perlu memperlancar dialognya sehingga akan terlihat lebih natural lagi. Diantara lima karakter utama, Aghniny adalah pemeran yang dialognya sedikit tidak natural. Tapi dia patut mendapat pujian.

The director made the five characters in this film very strong. The most interesting character for me is the character of Sarah (Aghniny Haque), she is a newcomer actor but her acting is admittedly very good. Moreover, he is indeed a former martial arts athlete, so his fight in this film looks real. But Aghniny still needs to smoothen her dialogue so that it will look more natural. Among the five main characters, Aghniny is the one whose dialogue is a little unnatural. But she is deserves all praise.

Selain karakter Sarah, yang menarik perhatianku tetaplah karakter Ucup (Angga Yunanda). Karakter dia merupakan karakter kunci, dimana melalui dia semua cerita ini terjadi. Dia seorang pemain sinetron tadinya, namun seiring berjalannya waktu karirnya berkembang dan dia menjadi salah satu aktor muda yang paling laris saat ini.

Besides Sarah's character, what caught my attention was Ucup's character (Angga Yunanda). His character is the key character, through which all of these stories take place. He was a soap opera actor before, but over time his career developed and he became one of the most in-demand young actors today.

Secara keseluruhan, film ini membuatku sebagai penonton berdecak kagum. Tidak ada detail yang bolong. Aku bahkan ingin menontonnya lagi. Durasi film ini sangat panjang, lebih panjang dari film-film Indonesia pada umumnya, namun tidak ada satupun adegan yang tidak berguna. Semua scene dalam film ini benar-benar penting. You did well Angga!

Aku memberi 10 bintang dari 10 bintang. Kunantikan karya selanjutnya!

Overall, this film amazed me as an audience. There are no missing details. I even want to watch it again. The duration of this film is very long, longer than Indonesian films in general, but not a single scene is useless. All the scenes in this film are really important. You did well Angga!

I give 10 stars out of 10. Looking forward to the next work!


Thanks for reading my review!

image.png

Vivie Hardika


I have so much imagination in my head. Something that I can't achieve as a human and as a girl. So writing is very challenging. Since Junior High School, I have written whatever I want to write. Without skill, I just write what I want to read. Now I have 12th published novels and all of them are romance.

Yeah, I proudly say that I am a passionate author.



0
0
0.000
1 comments