Bagaimana Pandangan Anda Terkait Hal Ini?

avatar

img_20210401_215739.jpg

JIKA Anda seorang Ayah dan memiliki seorang anak perempuan yang baru selesai kuliah, meminta izin untuk merantau, mengadu nasib untuk membangun masa depannya. Kira-kira bagaimana tanggapan Anda?

Saya tahu masing-masing kita punya pandangan dan cara berpikir yang berbeda. Karena sekarang saya mengalaminya, jadi saya ingin membandingkan dengan teman-teman yang lain.

Bagi saya pribadi, jauh sebelum dia tamat kuliah, anak saya sudah tak tinggal di rumah. Sejak dia memilih sekolah boarding selepas sekolah dasar, dia sudah saya anggap merantau.

Meski skala jauh dari rumahnya masih terbilang kecil. Saya juga masih bisa menjenguknya sepekan dua kali. Hal itu berlangsung selama enam tahun, tiga tahun untuk jenjang SMP dan tiga tahun berikutnya untuk jenjang SMA.

Begitu juga setelah itu, dia kembali merantau untuk jarak yang lumayan, sudah ke luar negeri, meski hanya negeri jiran. Dia memilih kuliah di Kuala Lumpur, Malaysia.

Hanya pulang setahun dua kali ketika liburan semester. Menjelang masa kuliahnya berakhir, satu semester dia habiskan mengikuti echange ke Limoges, Perancis. Lagi-lagi saya mengizinkan dia untuk berangkat.

Karena itu, karena sudah keseringan saya izinkan untuk merantau, makanya sekarang saya seperti sudah terbiasa. Meski hati kecil saya tetap menaruh rasa khawatir yang dalam, karena di hati saya, dia tetap seorang gadis kecil yang perlu selalu diawasi.

Perangkat komunikasi yang sudah semakin canggih membuat kita merasa anak kita selalu ada di dekat kita, karena kita bisa memantaunya terus menerus. Kita juga bisa menghubunginya selama 24 jam.

Nah bagaimana dengan Anda sahabat Hive Indonesia?



0
0
0.000
0 comments