Clue Tentang Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka |

avatar

Lokakarya_01.jpg


Universitas Malikusssaleh menggelar Lokakarya Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka untuk menyerap berbagai masukan dari pihak terkait sekaligus memberikan panduan penyusunan kurikulum di setiap program studi. Lokakarya digelar secara online dengan menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai bidang dengan pusat kegiatan di Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe, Selasa (14/7/2020).

Rektor Universitas Malikussaleh, Dr Herman Fithra Asean Eng, memberikan tiga clue (petunjuk) dalam penyusunan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Pertama, kurikulum Kampus Merdeka harus didesain sesuai perkembangan zaman dengan menggunakan teknologi 4.0 dalam segala bidang.

“Saya mengharapkan setiap prodi memanfaatkan teknologi agar kegiatan perkuliahan bisa membantu peningkatan SDM, termasuk misalnya di Prodi Hukum atau Kedoktetan agar bisa mengembangkan aplikasi. Misalnya pasien yang berobat tidak perlu datang ke dokter, tetapi bisa memanfaatkan aplikasi,” papar Herman ketika membuka lokakarya tersebut.

Kedua, ia mengingatkan agar kurikulum Kampus Merdeka dirancang dengan memanfaatkan semua potensi yang ada di sekitarnya. Bukan hanya sumber daya alam, termasuk potensi lain yang belum digali.

“Diharapkan ada koneksitas antara materi Kampus Merdeka Merdeka Belajar dengan semua potensi di segala sektor. Bisa mengeksplorasi keunggulan daerah, sehingga ini menjadi kekuatan Unimal,” jelas Rektor.


Lokakarya_03.jpg


Terakhir, ia mengingatkan dunia sekarang tanpa batas meski pandemi Covid-19 saat ini membatasi ruang gerak. Tantangan yang dihadapi mahasiswa di masa depan semakin kompleks sebagai bagian dari persaingan global. “Untuk itu, mahasiswa harus disiapkan mampu bersaing di tingkat global,” papar Rektor.

Dari lokakarya tersebut, Herman mengharapkan setiap program studi di Unimal mendapatkan masukan dan data sehingga penyusunan kurikulum nanti bisa sejalan dengan perkembangan zaman.

Pembantu Rektor I Bidang Akademik, Jullimursyida PhD, mengingatkan para ketua program studi untuk segera menggelar lokakarya di tingkat prodi masing-masing yang lebih teknis dengan mempedomani materi yang disampaikan para narasumber.

“Kita targetkan, semester ganjil ini kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka sudah bisa diterapkan di semua prodi,” kata Jullimursyida dalam lokakarya yang dipandu Dr Nirzalin tersebut.

Lokakarya tersebut menghadirkan sejumlah narasumber seperti Dewi Wulandari dan Dr Alim Setiawan Slamet dari Tim Penyusun Kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Dalam kesempatan itu, Alim Setiawan yang juga dosen di Institut Pertanian Bogor memaparkan pengalaman di IPB dalam penyusunan kurikulum dimaksud.

Selain itu, juga hadir Direktur SDM dan Umum PT Pupuk Iskandar Muda, Ir Usni Safrizal MM, Manajer Produksi Perta Arun Gas, Dedi Mariadi M MT, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Lhokseumawe, Dr Ir Tgk H Anwar, serta Asisten III Pemkab Aceh Utara Drs Adamy MPd. Para pemateri tersebut menyampaikan penerapan kurikulum Kampus Merdeka bisa dilakukan dalam berbagai skema dan bersinergi dengan pemerintah dan industri serta potensi yang dimiliki daerah.

Lokakarya tersebut juga dihadiri oleh para dekan, ketua program studi, dan sekretaris prodi di lingkungan Universitas Malikussaleh. Sejumlah peserta mempertanyakan beberapa konsep kurikulum Kampus Merdeka yang memberikan hak kepada setiap mahasiswa secara sukarela untuk memilih kegiatan di luar kampus atau di luar program studinya yang memberikan skill dan memperkuat karakter mahasiswa. [ayi]


Lokakarya_04.jpg



0
0
0.000
0 comments