Suasana di seluruh pelosok Aceh begitu indah dan menyenangkan pasca Aceh damai dari konflik bersenjata. Masyarakat dapat leluasa beraktivitas dan bekerja tanpa memiliki rasa takut. Berbagai aktivitas ekonomi yang dilakukan masyarakat Aceh diantaranya berkebun, bertani. Kedua pekerjaan tersebut merupakan andalan pendapatan keluarga.

Tidak hanya itu, masyarakat Aceh juga sangat menggemari sektor perdagangan. Sektor perdagangan di Aceh pernah mengalami puncak pada masa kerajaan pada masa lampau, dimana dalam perdagangan dunia kerajaan Aceh bekerja sama dengan Eropa. Pada masa tersebut banyak rakyat Aceh yang menjadi saudagar.

Mie Aceh+Kepiting

Berbicara dagang, Aceh tidak terlepas dari kulinernya, salah satunya Mie Aceh. Mie aceh sudah menjadi ikon Provinsi Aceh. Banyak tamu yang menyempatkan diri untuk mencicipi salah satu masakan khas Aceh. Tidak hanya itu, turis dari berbagai manca negara pun ikut merasakan kenikmatan rasa kuliner tersebut. Secara ekonomi, kuliner ini mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan baru.

Di Aceh sendiri, dengan merogoh kucek 8 ribu sampai dengan 10 ribu rupiah, kita sudah bisa menikmati hidangan kuliner ini. Namun di daerah luar Aceh, kuliner ini dijual dengan harga dua kali lipat bahkan tiga kali lipat. Sebut saja di daerah jakarta, untuk mencicipi kenikmatan kuliner ini, kita harus mengeluarkan jajan kita dengan harga 28 ribu hingga 35 ribu.

Mie Aceh+Bebek